Tanggal dan Sejarah Hari Pramuka Nasional di Indonesia

Hari Pramuka NasionalHari Pramuka Nasional diperingati setiap tanggal 14 Agustus di Indonesia. Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961. Pada tanggal tersebut, gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi oleh Presiden Soekarno dengan memberikan bendera Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Gerakan Pramuka Indonesia memiliki akar dari organisasi yang merger pada tahun 1950-1960-an, berasal dari cabang organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie yang didirikan pada tahun 1912. Gerakan Pramuka Indonesia, yang memiliki dasar konsep dari Baden Powell, terdiri dari berbagai kelompok Pramuka, termasuk yang berbasis agama dan etnis.

Perkembangan Awal

Momentum gerakan Pramuka tumbuh pesat setelah Kongres Pemuda tahun 1928. Namun, selama masa pendudukan Jepang, kegiatan Pramuka dilarang. Meskipun demikian, Pramuka tetap membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, organisasi Pandu Rakyat Indonesia dibentuk, namun kemudian menghadapi tantangan dari agresi Belanda.

Masa Unifikasi

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengusulkan penyatuan semua kelompok Pramuka menjadi Gerakan Pramuka. Pada tanggal 9 Maret 1961, istilah “Pramuka” diadopsi sebagai nama resmi, dan pada tanggal 20 Mei 1961, gerakan Pramuka resmi dimulai.

Puncak Kesatuan

Puncak dari upaya penyatuan Pramuka terjadi pada tanggal 20 Juli 1961, di mana para pemimpin Pramuka Indonesia berkumpul di Istana Olahraga Senayan untuk membentuk Gerakan Pramuka. Hari tersebut kemudian diakui sebagai “Hari Ikrar Gerakan Pramuka.” Pada tanggal 14 Agustus 1961, Istana Negara menjadi tuan rumah bagi perkenalan resmi Gerakan Pramuka kepada publik.

Makna Hari Pramuka Nasional

Hari Pramuka Nasional bukan hanya sekadar peringatan seremonial, tetapi juga merupakan penghormatan terhadap semangat gotong royong, kepemimpinan, dan keberagaman yang dijunjung tinggi dalam gerakan ini. Dalam situasi yang penuh tantangan seperti masa kini, nilai-nilai yang ditanamkan oleh gerakan Pramuka memiliki relevansi yang kuat. Semangat persatuan dan kerjasama yang diusung oleh Pramuka menjadi fondasi penting dalam membangun masa depan bangsa.

Sejarah Hari Pramuka Nasional

Hari Pramuka Nasional ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Pada waktu yang sama, Presiden Soekarno juga melakukan pelantikan Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwartir Nasional (Kwarnas), dan Kwartir Nasional Harian (Kwarnari). Penetapan ini sebagai Hari Pramuka Nasional berhubungan dengan pengenalan resmi Gerakan Pramuka kepada masyarakat di Istana Negara pada tanggal 14 Agustus 1961. Saat acara ini berlangsung, terjadi penyerahan Panji Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang juga menjabat sebagai Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Oleh karena itu, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka Nasional.

Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia

Gerakan Pramuka terbentuk setelah penggabungan berbagai organisasi kepanduan yang berkembang di Indonesia antara tahun 1950 hingga 1960. Sejarah Pramuka di Indonesia memiliki akar dari ide Robert Baden Powell yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Dunia.

  • Tahun 1912: Pada tahun 1912, dimulailah pelatihan sekelompok pandu di Batavia yang kemudian menjadi bagian dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Awal terbentuknya Pramuka dapat ditelusuri sejak organisasi kepanduan berdiri di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, yang dikenal dengan nama Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIPV).
  • Tahun 1916: Melihat manfaat gerakan kepanduan, sejumlah tokoh bangsa mulai mendirikan Padvinders untuk anak-anak bangsa. Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo, mendirikan Javaansche Padvinders Organisatie. Selanjutnya, muncul organisasi kepanduan berdasarkan agama, suku, dan latar belakang lainnya, seperti Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.
  • Tahun 1928: Pada tanggal 28 Oktober 1928, gerakan kepanduan mulai aktif dengan diadakannya kongres pemuda yang merumuskan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda memberikan dorongan bagi perkembangan kepanduan di Indonesia. K. H. Agus Salim mengusulkan mengganti istilah Padvenders menjadi Pandu. Meskipun kepanduan sempat dilarang saat pendudukan Jepang, semangat para pandu tetap kuat dan mereka turut serta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
  • Tahun 1941: Pada tahun 1941, di Yogyakarta diadakan All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.”
  • Tahun 1945: Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di Solo pada tanggal 28 Desember 1945 melalui Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Namun, saat Belanda melancarkan agresi militer pada tahun 1948, Pandu Rakyat dilarang beroperasi di wilayah yang dikuasai Belanda. Hal ini mendorong munculnya organisasi lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Sejak saat itu, Kepanduan Indonesia terbagi menjadi 100 organisasi yang bergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
  • Tahun 1959: Berkembangnya berbagai organisasi kepanduan mendorong Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu menjabat sebagai Pandu Agung, mengusulkan penggabungan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah. Usulan ini pertama kali diutarakan oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959. Presiden Soekarno mengumumkan pembubaran seluruh organisasi kepanduan di Indonesia dan pembentukan organisasi baru bernama Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
  • Tahun 1961: Pada 9 Maret 1961, nama Pramuka diresmikan dan dijadikan Hari Tunas Gerakan Pramuka. Pada 20 Mei 1961, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang menandai Hari Permulaan Tahun Kerja. Pada 20 Juli 1961, perwakilan organisasi kepanduan Indonesia menyatakan bergabung dalam Gerakan Pramuka di Istana Olahraga Senayan, yang kemudian disebut Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat dalam sebuah upacara di halaman Istana Negara.

Hari Pramuka Nasional adalah momen penting dalam sejarah Indonesia, mengingatkan kita akan perjalanan panjang gerakan Pramuka sejak awal diperkenalkan hingga menjadi salah satu organisasi yang mewarnai semangat kebangsaan. Dari akar-akar yang berasal dari berbagai kelompok, hingga kesatuan yang diwujudkan dalam Gerakan Pramuka, semua ini mengandung makna yang dalam bagi bangsa dan generasi muda Indonesia.